Friday, April 9, 2010

Terapi Akupuntur Mengobati Sakit Punggung



Hasil uji coba terbesar secara acak pada pasien sakit punggung menunjukkan bahwa akupuntur dengan jelas lebih membantu dalam menangani nyeri punggung kronis daripada perawatan medis standar. Hasil studi SPINE (Stimulating Points to Investigate Needling Efficacy), yang diterbitkan pada 11 Mei 2009 dalam Arsip Internal Kedokteran, beberapa peneliti terkejut atas temuan yang luar biasa itu. Hasil penelitian ini begitu menarik mengapa?? Ternyata tidak hanya satu, tapi tiga bentuk terapi akupuntur yang berbeda dapat mengalahkan obat barat dalam membantu meringankan nyeri punggun

Uji coba SPINE kepada 638 pasien dewasa dengan nyeri punggung kronis (low back pain) pada Group Health Cooperative in Seattle, Washington, and Northern California Kaiser Permanente in Oakland. Semua subjek penelitian dirangking skala nyerinya minimal tiga skala dari nol sampai 10 atas rasa sakit (nyeri) nya itu.

Tidak ada pasien yang pernah menggunakan akupuntur (Kursus Akupuntur) sebelum berpartisipasi dalam penelitian ini. Mereka secara acak dimasukkan ke dalam salah satu dari empat kelompok untuk berbagai jenis pengobatan. Semua menerima perawatan medis standar tapi tiga kelompok pasien diobati dengan berbagai bentuk akupuntur pada titik-titik individual untuk setiap kasus. Akupuntur standar menggunakan resep tunggal pada titik-titik di punggung dan kaki bagian belakang. Ini disebut para peneliti sebagai “simulasi akupuntur” yang melibatkan penekanan titik-titik akupuntur dengan tusuk gigi tanpa penetrasi kulit.

Semua subjek penelitian di tiga kelompok akupuntur dirawat dua kali seminggu selama tiga minggu dan kemudian harus melakukan perawatan mingguan untuk bulan berikutnya. Pada delapan minggu, selama enam bulan dan 12 bulan, para peneliti menguji ulang kembali disfungsi terkait dan mengukur perbaikan gejala pasien.

Para peneliti menemukan bahwa nyeri tulang belakang (low back pain) pada delapan minggu ketiga kelompok akupuntur itu berfungsi jauh lebih baik daripada kelompok yang hanya mendapatkan perawatan medis standar.

“Kami menemukan bahwa akupuntur yang disimulasikan (tanpa penetrasi kulit) memproduksi manfaat sebanyak jarum akupuntur—ini yang menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana akupuntur bekerja,” ketua uji coba SPINE, Daniel C. Cherkin, PhD, peneliti senior di Group Health Center for Health Studies in Seattle, saat memberikan pernyataan kepada media.

Namun, ide akupuntur non penetrasi kulit bukan keputusan yang baik, dan yang sesungguhnya adalah akupuntur dengan perangsangan (menusukkan jarum) ke dalam kulit. Kebanyakan bentuk akupuntur yang dipelajari oleh para peneliti Barat yaitu dengan penusukan kulit. Jenis akupuntur non-menusuk merupakan terapi penyembuhan kuno yang diakui keberadaannya (Kursus Akupuntur).

Situs web NCCAM (National Center for Complementary and Alternative Medicine), bagian dari Institut Kesehatan Nasional, yang didanai SPINE, mencatat bahwa

“Akupuntur adalah suatu prosedur yang melibatkan rangsangan titik-titik anatomis pada tubuh dengan menggunakan berbagai teknik”.

Asisten penulis Cherkin, Karen J. Sherman, PhD, MPH, peneliti senior di Group Health Center for Health Studies in Seattle, secara khusus menunjuk ini dalam laporan media: “Secara historis, beberapa jenis akupuntur tanpa menusukkan jarum. Seperti pengobatan lain yang menyangkut efek fisiologis dan membuat perbedaan klinis. “

spiritofacupuncture.wordpress.com

No comments:

Post a Comment