Monday, October 12, 2009

Menangkap Dinamika Sukses Fashion



Makin banyak produk yang mengarah ke fashion, tapi sedikit yang dapat menangkap dinamikanya. Bagaimana strategi pemasaran produk Fashion Grosir?

Mercedes-Benz PT Daimler Chrysler Indonesia bakal menggelar Mercedes-Benz Asia Fashion Award Indonesia, Oktober mendatang. Kompetisi mode yang rencananya akan diadakan setiap tahun ini merupakan salah satu rangkaian acara Mercedes-Benz Fashion Festival 2004, yang bertujuan mencari perancang berbakat dalam inovasi desain industri garmen siap pakai di Asia.

Lho, apa urusannya mode dengan mobil? Tak usah heran, keduanya memang saling berhubungan. Baik mode maupun mobil sama-sama mengandalkan desain. Seiring dengan perkembangan zaman, industri mobil kini semakin fashionable, modelnya makin cepat berubah. ?Itu sebabnya, kami sekarang lebih cepat berubah, seperti orang berganti bajulah,? ujar Yuniadi Hartono, Deputi Direktur Perencanaan Pemasaran dan Komunikasi PT DaimlerChrysler Distribution Indonesia. Menurutnya, dengan melakukan pendekatan fashion, pihaknya mudah menyampaikan pesan bahwa Mercedes-Benz sekarang lebih fashionable. ?Di sini kami mencoba berkomunikasi dengan konsumen yang lebih muda,? kata Yuniadi tentang Mercedes-Benz yang bukan lagi hanya untuk konsumen mapan berusia 45 tahun ke atas.

Selain Mercedes-Benz, belakangan makin banyak produk yang mengarah ke fashion, seperti maskapai penerbangan, komputer, printer, telepon seluler, bahkan perkakas rumah tangga. PT Artolite Indah Mediatama, yang berpengalaman lebih dari 25 tahun sebagai produsen rumah tangga lampu, misalnya, tiap tahun mengembangkan desain-desain baru sesuai dengan kebutuhan pasar. Dikatakan Feronika, dari Bagian Pemasaran dan Promosi PT Artolite Indah Mediatama, pihaknya melakukan tahapan proses produksi yang cukup panjang dan melalui Artolite Quality Policy, guna mendapatkan hasil yang optimal dan mengacu pada konsep rumah lampu yang terpadu, baik dalam desain, fungsi, maupun keamanan. ?Sebab, lampu Artolite adalah paduan seni dan teknologi,? ujarnya tentang Artolite yang selalu mengikuti perkembangan teknologi mutakhir.

Jacky Mussry, Partner/Kepala Divisi Consulting & Research MarkPlus & Co, mengatakan, gejala ramai-ramainya berbagai produk mengarah ke fashion grosir muncul tatkala konsumen makin ingin diakui jati diri sebagai pribadi. Karena itu, mereka sengaja membentuk identitasnya sendiri dan kemudian bersatu dengan kelompok yang selaras dengannya. Inilah kebanggaan seseorang jika bisa masuk ke dalam apa yang sedang menjadi kecenderungan umum, karena berarti ia fashionable alias modern karena selalu mengikuti mode.

Menurut Jacky, karena fashion grosir selalu berubah-ubah sesuai dengan keadaan masyarakat yang bersifat dinamis, pendekatan pemasaran yang paling pas dengan karakteristik produk fashion adalah melalui experiential marketing. Mengapa? Produk fashion grosir lebih berkaitan dengan emotional benefit dan cenderung menekankan konteks daripada mempertimbangkan functional benefit dan konten (isi). Misalnya, konsumen balpoin Mountblanc. Mereka bukan lagi mencari fungsinya sebagai alat tulis berkualitas baik, melainkan lebih dari sisi emosional, mendapatkan simbol alat tulis yang fashionable untuk tampil gaya.

Produk fashion grosir berbeda dari produk industri lain. Produk fashion, menurut Jacky, selalu dilihat dalam kaitannya dengan daur hidup produk yang sangat cepat. ?Karakter pasarnya cenderung mengacu kepada tingkatan utilitas,? ujarnya. Begitu muncul produk fashion grosir baru, tingkat utilitas pasar bisa tinggi sekali. Namun, lama-kelamaan berkurang dan berkurang lagi, hingga kemudian habis.

swa.co.id

No comments:

Post a Comment